perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu kemerdekaan yang sempurna belum sepenuhnya berakhir.
Hal ini disebabkan juga karena pada saat itu Belanda belum mau mengakui kemerdekaan Indonesia,
mereka masih mengklaim bahwa Indonesia merupakan wilayah Kerajaan Belanda.
Dari sinilah berbagai macam perjuangan bersenjata dilakukan oleh para tokoh bangsa ini demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kondisi ini tentunya menjadikan sebuah sejarah tersendiri bagi perkembangan bangsa Indonesia.
Belanda merupakan salah satu negara yang mengisi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan.
Sejarah yang dibuat oleh Belanda karena menjajah negara ini tentunya dapat kita rasakan saat ini.
Dahulu kala para penjajah Belanda telah membuat kemarahan hampir seluruh rakyat Indonesia yang tidak mau terjadi sejarah yang sama
yaitu penjajahan kembali oleh Belanda.
Kemarahan itu diwujudkan juga dalam bentuk – bentuk perlawanan bersenjata.
Di berbagai tempat di Indonesia terjadi kontak senjata antara rakyat Indonesia dan tentara Belanda yang memboncengi tentara Sekutu.
Di Bandung, Ambarawa, Surabaya serta di beberapa tempat di Sumatera, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi
terjadi pertempuran dashyat yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Berikut ini beberapa sejarah perjuangan bersenjata yang terjadi di negara Indonesia yang menjadikan negara ini dapat memperoleh kemerdekaan.
Sejarah Perjuangan Bersenjata di Bandung
Para pejuang dan laskar di daerah Bandung berinisiatif melucuti dan mengambil senjata dari gudang-gudang milik Jepang secara damai.
Pertempuran yang tidak seimbang ini memaksa para pejuang dan laskar mengundurkan diri dari pertempuran langsung.
Untuk menghindari konflik langsung antara pasukan Sekutu dan para pejuang,
Sekutu mengusulkan kepada pemerintah RI agar Bandung dibagi dua wilayah,
yaitu jalur kereta api di sebelah utara sebagai wilayah Sekutu
jalur kereta api di sebelah selatan sebagai wilayah RI.
Kesepakatan ini memaksa para pejuang meninggalkan Bandung Utara pada tanggal 24 November 1945 dengan berat hati.
Sambil hijrah ke Selatan, para pejuang membumihanguskan Bandung Utara.
Sejarah inilah yang hingga saat ini membuat Bandung sebagai kota lautan api.
Sejarah Perjuangan Bersenjata di Ambarawa
Latar belakang peristiwa ini dimulai ketika pasukan sekutu yang diboncengi oleh NICA
berusaha membebaskan orang-orang Belanda yang ditahan Jepang.
Setelah bebas, para tawanan kemudian dipersenjatai.
Kejadian ini juga terjadi di Magelang dan Ambarawa.
Insiden baru berakhir ketika Presiden Soekarno mengadakan perundingan dengan Jenderal Bethell.
Namun hasil perudingan ternyata dilanggar oleh pihak sekutu.
Insiden pun meluas menjadi pertempuran antara TKR melawan sekutu. Akhirnya, pada tanggal 21 November 1945, pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur dan bertahan di Semarang.
Sejarah Perjuangan Bersenjata di Surabaya
Melalui perundingan dengan tokoh-tokoh masyarakat Surabaya dan melucuti tentara Jepang.
Namun pada malam hari tanggal 26 Oktober 1945,
Sekutu menyerang penjara Kalisosok.
Tentara sekutu membebaskan Kolonel Huiyer, seorang perwira Belanda beserta tentara Belanda lainnya yang ditawan RI.
Bahkan keesokan harinya Sekutu menyebarkan pamflet yang berisi perintah agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata yang dirampas dari Jepang.
Atas tindakan Sekutu rakyat Surabaya melakukan serangan umum terhadap kedudukan Sekutu di Surabaya.
Pertempuran baru berakhir setelah Presiden Soekarno yang datang atas permintaan Sekutu dapat
meyakinkan rakyat Surabaya bahwa Sekutu datang hanya untuk melucuti tentara Jepang.
Namun, situasi tenang itu hanya berlangsung sebentar sebab ternyata pasukan sekutu terus memperkuat diri.
Karena tidak ada tanggapan maka Sekutu menggempur Surabaya. Pertempuran Surabaya yang melibatkan hampir seluruh penduduk Surabaya itu berlangsung selama tiga minggu.
Akibatnya, ribuan korban meninggal, luka-luka, dan gelombang pengungsi ke luar kota.
Sejarah ini pula yang menyebabkan kota Surabaya disebut sebagai kota pahlawan.
Sejarah Perjuangan Bersenjata di Sumatera
Salah satu perang yang mengguncangkan Sekutu adalah pertempuran Medan (Medan Area).
Pertempuran ini bermula ketika para pejuang mulai merebut persenjataan Jepang yang seharusnya diserahkan kepada sekutu.
Rakyat medan menolaknya sehingga terjadi bentrokan keduanya.
Sekutu kemudian membuat batasan kekuasaan secara sepihak.
Dengan tekad mempertahankan kota Medan mereka membubuhkan tanda tangan pada secarik kertas sebagai tanda setuju melakukan pertahanan dan berikrar bersama.
Selain di Medan pertempuran terjadi di Aceh, Padang, dan Bukittinggi.
Di Aceh, Sekutu mengerahkan pasukan – pasukan Jepang untuk menghadapi para pejuang.
Terjadilah pertempuran yang dikenal Peristiwa Krueng Panjo/Bireun. Para pejuang Aceh dipimpin oleh Residen Aceh, yakni Teuku Nyak Arief.
Sejarah Perjuangan Bersenjata di Bali
Tidak lama setelah mendengar berita proklamasi kemerdekaan, rakyat Bali dikejutkan dengan kedatangan Sekutu.
Sekutu datang dengan diboncengi pasukan Belanda.
Situasi pun semakin buruk setelah Belanda ingin membentuk Indonesia Timur.
Kemudian Sekutu melakukan gempuran secara besar-besaran dengan menggunakan pesawat tempur.
Pemimpin pasukan Letkol I Gusti Ngurah Rai memerintahkan para pejuang untuk mengadakan perang puputan yang artinya secara habis-habisan.
Letkol I Gusti Ngurah Rai akhirnya gugur bersama dengan anak buahnya.
Sejarah Perjuangan Bersenjata di Kalimantan
Perjuangan bersenjata di Kalimantan dilaksanakan dengan bantuan personel dari Jawa.
Sejak bulan November 1945 hingga Februari 1946 dikirim beberapa pasukan personel dari Jakarta, Tegal, Panarukan, dan Pekalongan.
Pasukan tersebut dikirim ke kota – kota di Kalimantan.
Pasukan tersebut bertugas membantu laskar pejuang setempat menegakan kekuasaan RI.
Namun keberadaannya diketahui oleh Sekutu sehingga banyak yang gagal.
Sebagian para pejuangnya merupakan para pemuda yang belajar di Jawa.
semua pejuang itu hanya sedikit personel yang berhasil bergabung dengan pejuang setempat dan melakukan perlawanan terhadap sekutu.
Sejarah Perjuangan Bersenjata di Sulawesi
Dr. Sam Ratulangi ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai Gubernur Sulawesi dengan tugas pokok menegakan kekuasaan RI di wilayah Sulawesi.
Sam Ratulangi ditangkap sekutu sebelum ia berhasil menghimpun segenap kekuatan rakyat Sulawesi.
Penagkapannya memicu kemarahan laskar pejuang.
Dibawah pimpinan Ranggong Daeng Romo, Makaraeng Daeng Djarung dan Robert Wolter Monginsidi, mereka berjuang untuk mengusir pasukan sekutu.
Dalam pertempuran dashyat Ranggong Daeng Romo gugur, 28 Februari 1947.
Sementara itu Wolter Mongonsidi ditangkap oleh Belanda dan dihukum mati. Kematiannya tidak menyurutkan semangat perjuangan rakyat.
Mereka terus melakukan perlawanan gerilya.
Dengan dipimpin oleh Mayor Andi Matalata, rakyat terus melakukan perlawanan gerilya.
Gangguan yang dilancarkan secara terus menerus oleh rakyat sangat merepotkan Belanda sehingga dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling, melakukan pembersihan dengan cara membunuh rakyat Sulawesi Selatan yang dicurigai mendukung laskar.
0 komentar:
Posting Komentar